Jumat, 24 Januari 2020

Backpacking singkat ke Negeri Sang Sultan: Brunei Darussalam (Part 1)





Bandara BWN (Bandar Seri Begawan) Brunei Darussalam. Banyak yang mengira aku lagi umroh melihat tulisan arab di papan petunjuk Bandara yang ku posting hehe, aamiin semoga menjadi do'a untukku



Catatan rinci tentang perjalanan ke Brunei Darussalam Agustus 2019 lalu hilang di Note HP. Jadi untuk tulisan kali ini aku ga bisa secara detail menuliskan biaya dan pengeluaran

Agak mellow mungkin, tapi perjalanan ke Brunei ini benar2 butuh keyakinan yang banyak untukku memutuskan berangkat . Bagaimana tidak? Kali ini aku berangkat sendiri(biasanya memang sendiri), maksudku benar2 sendiri dari awal hingga akhir, tanpa teman perjalanan. Temanku tak jadi berangkat karena urusan mendadak yang tak bisa ditinggal. Aku dulu pernah berkeinginan ingin solo backpacker, hanya ingin yang kusimpan dalam hati, tak kusuarakan karna Bapakku ngasih syarat aku boleh pergi jalan2 ke luar negeri asal tak sendiri. Dan oh Allah, sepertinya keinginan dalam hati itu engkau kabulkan saat itu. Dengan kejutan lain tentang tak adanya perdebatan antara aku dan bapak perihal perjalanan tanpa teman ini. Bapakku dengan ringannnya memberi izin, padahal sudah kusiapkan daftar pembelaan dan alasan kenapa aku wajib berangkat meskipun sendirian hehehe
Oke berangkatlah aku dari rumah menuju Surabaya beberapa hari sebelum penerbangan ke Kuala lumpur. Seperti biasa aku mengambil tiket penerbangan yang terpisah demi harga yang murah. Suarabaya-Kuala lumpur PP, Kuala lumpur-Brunei Darussalam PP. Semuanya menggunakan pesawat kesayangan para backpacker : Air Asia J

Budget yang aku keluarkan untuk empat tiket pesawat tersebut sekitar 700 ribu. 400 an ribu untuk Surabaya-Kuala lumpur PP, dan sisanya untuk Kuala lumpur-Brunei PP, thanks to free seat air asia yang membantuku dan banyak pejalan dengan mimpi besar namun budget terbatas untuk bisa terbang ke belahan dunia versi hemat.

Aku sampai di Kuala lumpur malam hari, setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi langsung bergegas ke kedai subway didekat pintu kedatangan. Lapar! Hahaha sepanjang penerbangan di pesawat yang terbayang selalu adalah empuknya sandwich subway dengan isian penuh daging.  Eh iya, sebelum berangkat kemarinnya, aku beli BND dollar 100 dengan kurs +/- Rp 10.000 per 1 BND , dan sejumlah ringgit yang aku lupa nominalnya. Setidaknya cukup untuk membeli makanan saat transit di Kuala lumpur.

Finally, Subway menyambut kedatangan di Kuala lumpur

Anyway, temanku yang tidak jadi berangkat itu sebelumnya sudah memesan penginapan di Klia2 airport. Awalnya aku ngajakin tidur di mushola as usual aku selalu begitu ketika backpacking, hemat duit. Tapi alhamdulillahnya si mbak nya ini baik banget booking tempat menginap biar kita istirahatnya nyaman sembari menunggu penerbangan pagi ke Brunei. Lucky nya lagi aku ga dibolehin bayar dong alias gratis si mbak yang bayar full hotelnya uhuyyy
Pas check in hotel, petugas hotel di klia2 meminta foto paspor pemesan, yaitu si mbaknya. Karena aku ga bisa connect internet (sengaja ga beli paket data, ngandelin wifi bandara, sekali lagi biar hemat cuy). Akhirnya numpang wifi hotel untuk menghubungi si mbak buat minta kirim foto paspornya. Btw namanya mbak Nuke, thankyou mba Nuke, lain kali semoga kita bisa trip bareng ya..


Loby plaza premium lounge KLIA2



Cukup lama nongkrong di lobi hotel berusaha menghubungi mba nuke yang belum ada respon, sambil ngabisin sandwich yang kubeli tadi di Subway. Sekitar 30 menit an kemudian mba nuke mengirim foto paspor, dia tadi lagi dijalan jadi ga bisa balas whatsapku gitu. Yeay first time tidur di hotel sendirian. Cukup deg degan, bukan karena takut tidur sendirian, tapi karna takut tidurnya kebablasan terus ketinggalan pesawat hahaha
Oke untuk mencegah kebablasan tidur, aku meminta wake up call sama resepsionis hotel pada jam yang kutentukan, dan tentu saja memasang sekitar 10 alarm di HP dengan nada penuh! Lebih baik aku kurang tidur daripada ketinggalan pesawat.
Sepertinya aku ingin mereview hotel ini di tulisan khusus. Impressed banget sama hotelnya, staffnya, makanannya dll. Namanya plaza premium lounge, KLIA2.
Lanjut, karena terlalu takut kebablasan tidur walhasil aku cuma tidur bebek alias ga sepenuhnya nyenyak, terbangun saat alarm pertama bunyi dan sebelum petugas hotel menelpon untuk bangunin aku sesuai permintaan tadi.

2 menu sarapan dengan porsi besar, satunya aku bungkus untuk dimakan ketika sampai di Brunei hehe lumayan daripada gak di makan, menghemat makan siang.

2 kasur yang hanya kutempati sendiri, eh ada Temi sih, aku taruh di kasur sebelahnya hehe

Penerbangan ke Brunei adalah pagi buta jam 05.55 waktu Malaysia. Sampai di Brunei sekitar dua jam kemudian. Di Brunei aku menginap di Al Afiah hotel, ratenya sekitar 300an ribu/day untuk kamar dengan king size bed, free breakfast, free pick up and drop to airport. Bisa dibilang aku hanya membayar separuh harga hotel karena awalnya bagi 2 dengan mbak nuke, dan mbak nuke ga meminta uangnya dibalikin untuk hotel yang udah terlanjur dia bayar. Lagi-lagi aku bakalan sendirian di Hotel.


Kenalin,namanya Temi, 'teman' jalanku ke Brunei, dan ke tempat2 berikutnya di masa mendatang

Sekitar jam 8 pagi waktu Brunei, sama dengan waktu Malaysia, Alhamdulillah pesawat landing dengan aman di Bandar seri Begawan(Ibu kota Brunei Darussalam), meskipun saat penerbangan tadi sering turbulensi sampai pening kepala rasanya.


Fun fact nya, sewaktu sekolah dasar, Negara pertama yang kusebut ingin kudatangi adalah Brunei Darussalam! Mengingat ketika itu pelajaran IPS yang menjelaskan tentang salah satu Negara di asia tenggara yaitu Brunei Darussalam yang Negara nya dikepalai oleh seorang Sultan! Entah apa yang membuatku ngebet banget pengen ke Brunei kala itu, sampai-sampai aku masih ingat ngusulin buka tabungan dan ngajakin teman-teman ikut buka tabungan buat ke Brunei! Hahaha dasar bocah SD! Baik sekali Allah, ngabulin keinginan si bocah SD itu 13 tahun kemudian. Masya Allah tabarakallah.

Menginjakkan kaki pertama kali di Brunei

Hal pertama yang kulakukan setelah mendapatkan stempel arrival Brunei adalah menyambungkan hp ke wifi bandara. Wifi bandara susah tersambung sehingga sulit untuk menghubungi teman couchsurfing yang akan kutemui selama di Brunei, mau ngabarin kalau sudah sampai di Brunei. Akhirnya aku mencari konter sim card. Dan menemukan harga termurah adalah 15BND, dengan data yang sedikit, bahkan tidak sampai satu hari data internetnya sudah habis hiks L.

Nama kartu prepaid nya DST. Konternya mudah ditemukan karena Bandara Brunei tidak terlalu besar jadi hanya ada beberapa konter simcard di Bandara

Membawa selembar uang BND 100 untuk uang saku selama di Brunei
BND 15 untuk kuota 3GB. Dan habis gak sampai sehari. Antara yakin dan tidak beneran 3GB apa ngga

Aku hanya 2 hari 1 malam di Bandar seri Begawan, Brunei. Jadi setelah menaruh ransel di hotel aku akan mulai keliling kota ditemani oleh Khan, teman yang kukenal lewat couchsurfing. Ohya yang belum tahu couchsurfing itu apa, itu adalah semacam aplikasi buat backpacker di seluruh dunia, mempermudah kita mencari kenalan, host, atau sekedar meet up dengan teman baru saat kita berada di tempat baru di seluruh dunia. Gratis? Tentu saja, namanya juga buat backpacker hehe
Kebetulan sekali Khan mengirimiku pesan di CS(Couchsurfing) dan menawarkan untuk menemani berkeliling di Brunei selama aku disana. Ohya, dia juga menawari menjemput di bandara saat aku mengabari sudah sampai, tapi aku sudah meminta pihak hotel untuk menjemput di Bandara, jadi kami janjian ketemu di depan Al afiah hotel siang nanti.

Mobil jemputan dari Al afiah hotel

Jarak bandara ke Hotel hanya sekitar 12 menit dengan kondisi jalanan Brunei yang lengang. Sepanjang perjalanan dari Bandara ke hotel, cengeng sekali aku nangis lihat tulisan selamat datang di Brunei wkwk, berasa banget dreams come true nya! Oh inilah Brunei. Negeri sang sultan yang hampir kulupakan pernah menjadi mimpi pertamaku bahkan sebelum aku tau bahwa harus punya paspor untuk ke luar negeri.
Negara kaya dengan kekayaan minyak bumi dan gas alamnya yang melimpah, Negara islam yang pemimpinnya taat kepada Tuhannya. Kesan pertama yang kudapat, Brunei sepi. Di bandara pun tadi tidak seramai bandara Juanda di Surabaya. Jalanan hanya dilalui oleh beberapa mobil dan sama sekali tidak kulihat sepeda motor. Cuaca Brunei lumayan panas tapi masih kalah dengan panasnya Surabaya.

'Sultan, saya sudah sampai" batinku selagi proses check in di Al afiah hotel

Tak banyak juga tempat wisata di Brunei. Kebanyakan tourist spot adalah masjid-masjid megah nan indah yang ada dihampir penjuru kota kecil ini. Khan mengajakku ke masjid Jame’Asr Hassanil Bolkiah sebagai destinasi pertama hari ini. Dia bercerita hari ini juga akan bertemu backpacker dari Jakarta, namanya mbak Fifi yang sudah beberapa hari ini ada di Bandar Seri Begawan

Masjid  Jame' Asr Hassanil Bolkiah

Cuaca mendung ketika sampai di Masjid  Jame' Asr Hassanil Bolkiah





Masjid  Jame’Asr Hassanil Bolkiah ini sebelumnya pernah kulihat di youtube, saat hari raya idhul fitri keluarga Sultan menunaikan ibadah sholat idhul fitri di masjid ini. Masjid ini memiliki banyak kubah emas.  Terdapat 29 kubah emas, Dua kubah emas besar dan 27 buah kubah penutup menara yang mengelilingi bangunan utama. Kata khan itu kubahnya emas beneran cuy. Didirikan untuk merayakan kepemimpinan Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah.  29 kubah emas mengandung arti, Sultan Hassanal Bolkiah adalah Sultan Brunei ke-29.




Aku lanjut di part 2 yaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar