Jumat, 24 Januari 2020

Budget backpacking ke Brunei Darussalam 2D1N (Part 2 - habis)





Masjid Omar Ali Saifuddin yang menjadi ikon Brunei Darussalam

Usai dari masjid  Jame’Asr Hassanil Bolkiah, khan mengajakku ke mall gadong karna dia ada janji dengan teman disana. Tidak sempat masuk ke mall nya karena khan hanya sebentar jadi aku menunggu didalam mobil. Selanjutnya kami menjemput mba fifi di penginapannya.
Setelah mbak fifi bergabung, Khan mengajak kami ke kedutaan Pakistan(btw dia orang Pakistan yang menetap di Brunei dan memulai bisnis disana) untuk mengambil paspor barunya. Mengobrol dengan mbak Fifi, ternyata mbak satu ini adalah backpacker senior yang sudah ke banyak tempat! Mbak Fifi sempat cerita sedikit pengalamannya saat ke India dan Jepang.

Kedutaan Pakistan
Mba Fifi dan Khan
Mall Gadong, Mall kecil di kota Bandar Seri Begawan

Dari kedutaan Pakistan menuju masjid ikonik di Brunei, Sultan Omar Ali Saifuddin mosque. Itu tuh, masjid yang ada sungai disampingnya. Katanya masjid ini menjadi bagian dari salah satu masjid terindah di Dunia
J tentu saja kubah masjidnya juga terbuat dari emas! Masjid ini dinamai sesuai nama Sultan ke 28, Sultan Omar Ali Saifuddin III.  Ada dua jembatan menuju masjid ini. Dibelakang masjid ada taman yang memiliki banyak lampu-lampu cantik. Sayangnya kita kesana siang hari jadi tidak bisa menyaksikan indahnya lampu taman berlatar sungai dan masjid. Aku sama mbak fifi berkeliling di sekitar masjid setelah sholat didalam. Khan sedang melanjukan urusan pekerjaannya dan berjanji menjemput kami setelahnya. Mbak Fifi bercerita selama ke Brunei di sudah berkunjung kemana saja, salah satunya pasar malam Gadong! Aku berniat kesana juga nanti malam.

Cantik! interior dalam Masjid Omar Ali Saifuddin




Satu jam berikutnya khan menghampiri kami lagi. Destinasi berikutnya adalah Museum royal regalia. Karena mbak Fifi sudah ke Museum ini kemarin, akhirnya dia melanjutkan ke destinasi lain sementara khan mengantarku kesana. Aku masuk ke dalam museum ini sendirian, khan menunggu di mobil, mungkin sudah terlalu sering ke museum ini mengantarkan teman.
Bangunan museum ini mudah dikenali karena bagian depannya berbentuk kubah besar yang mencolok diantara gedung-gedung lainnya.
Kalian diwajibkan meletakkan sepatu atau sandal diluar museum, pada tempat yang sudah disediakan dan akan dipinjamkan sandal kayak sandal hotel gitu untuk dipakai didalam museum. Bayarnya berapa? Gratis! Hanya perlu mengisi buku tamu, lalu kalian akan diberikan kunci loker untuk menaruh barang bawaan. Museum ini berisi alat-alat diraja, atau alat dan harta-harta kerajaan seperti kereta, perisai, tombak,dll . Hati-hati, di ruangan tertentu di lt.2 dilarang memotret koleksi museum. Seperti di ruangan yang menampilkan tahta Sultan yang terbuat dari emas murni, itu tidak diperkenankan memotret. Kalian harus menyaksikan sendiri betapa kerennya tahta sultan! Berkilau dan mengkilap. Sembari membayangkan Sultan duduk di tahta, berasa ada di kerajaan hehe
Di bagian lainnya ada barang-barang mewah dan unik pemberian  beberapa kepala Negara lain kepada Sultan Brunei. Foto-foto anggota keluarga kerajaan dan teks tulisan tentang sejarah kerajaan juga dipajang disana. Bangunan museum ini mudah dikenali karena bagian depannya berbentuk kubah besar yang mencolok diantara gedung-gedung lainnya jadi jangan takut nyasar ya kalau kesini.

Museum Royal Regalia tampak dari parkiran depan gedung


Selesai di Museum, Khan kembali ada urusan kerja. Setelah itu destinasi terakhir yang kita kunjungi adalah Istana Nurul Iman! ini yang paling kutunggu. Meskipun istana tidak dibuka untuk umum pada hari biasa (kecuali idhul fitri), setidaknya aku harus pernah berada didepan istana hehe
Sebelum mengambil foto di depan istana, Khan meminta izin kepada petugas jaga dipos depan gerbang istana.

Hari sudah sore saat kembali ke Hotel. Khan hanya bisa menemani keliling kota sampai sore hari. Terima kasih banyak buat Khan yang mengantar dan menemani berkeliling kota Bandar Seri Begawan. Terima kasih juga untuk mba Fifi dan sharing ceritanya yang keren.
Menuju pasar malam Gadong nanti malam aku berencana akan naik Dart, semacam transportasi online di Brunei. Bis umum beroperasi hanya sampai jam 6 sore. Sembari menunggu sholat maghrib, segera mandi dan beristriahat sebentar di hotel.
Pasar malam Gadong sukses membuat aroma tubuh yang awalnya harum setalah mandi menjadi ‘harum’ dengan aroma lain : asap makanan kanan kiri mulai dari sate, ikan bakar, nasi bakar, dan bakaran-bakaran lainnya. Perjalanan menggunakan dart dari hotel menuju pasar malam hanya sekitar 11 menit. Tarif dart nya mahal, 5 BND kalau di rupiahin sekitar Rp 50.000  dengan jarak se dekat itu, hiks. PP 100 rebuuuu. Kalau saja jalanan Brunei tidak terlalu sepi, mungkin bakalan nekat jalan kaki aja haha
Di pasar ini aku muterin stan makanan dari ujung keujung satunya dua kali, dan pada akhirnya kembali ke stan pertama yang kulihat tadi saat masuk. Emang deh plin plan nya amazing. Karena udah kepalang tanggung bau asap akhirnya aku melebur saja diantara kepulan asap sambil makan nasi katok khas Brunei. Nasi dengan porsi besar, ayam yang lumayan besar dan harga yang sangat terjangkau untuk kaum hemat sepertiku, Cuma 1 BND untuk 1 porsinya. Yes!
Zonk ketika membeli minuman yang kelihatannya seger banget gitu tapi rasanya aneh L. Usai makan nasi aku pindah tempat duduk, mengobrol dengan dua ibu-ibu yang sedang menghabiskan makanan mereka. Ibu2 ini dari kota mana kitu lupa, sekitar setengah jam menuju Bandar seri Begawan untuk ke pasar malam gadong.
Pasarnya memang ramai dan banyak sekali penjual makanan, buah-buahan bahkan sayuran. Ada beberapa buah yang baru pertama kali kulihat. Semoga ada fotonya ya nanti. Dan tak lupa pula banyak pedagang durian yang menjajakan berbagai macam durian yang menggugah dompet. Oh tidak, aku menahan diri untuk mendekap dompet demi uang yang hemat hehe, lagipula porsinya besar dan banyak duriannya. Bakalan penuh dengan durian nih perut kalo beli.
Sekitar jam setengah 10 aku kembali ke hotel. Berkemas untuk persiapan kembali ke Kuala lumpur esok paginya.
Gadong night market

Buah yang baru pertama kali kulihat. Bentuknya mirip juwet, tapi bukan. Teksturnya keras. lupa namanya hehehe
Ikan bakar nyamnyamnyam

Keesokan harinya dibandara aku menukarkan sisa uang BND yang ada dengan ringgit Malaysia. Kalau dihitung-hitung, selama di Brunei aku hanya menghabiskan sekitar 40 BND(+/-Rp 400.000). Jika ditambah dengan tiket pesawat pp dan hotel : Rp 700.000+400.000 + 150.000= Rp 1.250.000 . Dan Fyi aku sama sekali gak beli oleh-oleh di Brunei.
Sampai jumpa lagi Brunei, bismillah! Semoga bisa ke Brunei lagi saat lebaran biar bisa ketemu Sultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar