14 Januari 2020-Day 4(Pantai Balangan, Pasar Sukowati)
Hari ini jadwal
Checkout hostel. Kami rencananya akan pindah cari penginapan di sekitar pantai
Sanur karena besok bakalan ke Nusa Penida yang nyebrangnya dari pantai Sanur.
Tapi Alhamdulillah ketemu sama Couchsurfer dari Padang yang kerja di Bali,
namanya mba Sari. Dihari pertama sampai di Bali mba Sari mengirim pesan via
couchsurfing, kemudian bersedia menampung kami berdua dikosannya yang deket
Sanur, yihaaa! Mba Sari bisa menemui kami dikosan usai kerja, jam 14.00 WITA,
jadi kami punya waktu luang pagi harinya sebelum bertemu. Kami
memang tidak punya itinary terjadwal selama di Bali, akhirnya pagi itu juga
searching cari lokasi pantai terdekat hostel buat dikunjungi dan terpilihlah
Pantai Balangan dan ada satu lagi lupa nama Pantainya, tapi bakal kutaruh juga
fotonya dibawah hehe
Pantai Balangan dari atas bukit |
Tidak bisa menemukan pintu masuk ke pantainya dimana, tiba2 kita muncul dari atas bukit ini |
Pantai selanjutnya, yang aku lupa namanya. Pantainya sepi, hanya ada beberapa turis selain kami yang kebanyakan sedang surfing atau belajar surfing. Ombaknya memang cocok buat surfing. |
Sekitar jam 12 kami balik ke hostel buat ambil tas dan checkout kemudian menuju tempat mba Sari. Setelah bertemu dan istirahat bentar dikosannya, mba Sari ngajak kami ke pasar Sukowati karena kami bilang pengen beli oleh-oleh ditempat yang murah. Saat itu pasar Sukowati sedang tahap renovasi, jadi dipindah sementara di area lapangan gitu. Pasar ini emang beneran murah-murah harga barangnya, terutama kalau kalian pinter nawar. Ngga pake nawarpun harganya udah tergolong murah menurutku, atau karena mungkin pas kita kesana hampir mendekati jam tutup(pasar tutup jam 17.00), kami disana sekitar jam 16.00. Setelah merasa cukup dengan belanjaan dan gak mau terlalu kalap, akhirnya kita balik. Ditengah jalan, pas liat matahari hampir terbenam, mba Sari nawarin kita apakah mau mampir ke pantai Kuta dan dengan senang hati aku sama Syifa mengiyakan!
Tapi karena kita
terjebak macet saat mulai memasuki area Kuta, akhirnya ngga sempat liat
matahari terbenam, pas nyampe pantai udah mulai gelap. Sebelum balik kosan,
mampir dulu ke Kuta Beachwalk shoping center, buat sholat.
Matahari(telah) terbenam di Pantai Kuta, telat ); |
Teh Poci Rp 6000
Parkir pantai Rp 4000
Beli tahu di Pantai Rp 7000
Air mineral Rp 4500
Bensin Rp 15.000(bagi 2 jadi @Rp 7500)
Total
pengeluaran Day 4= Rp 29.000
Note: pengeluaran untuk oleh2 ga aku cantumin
ya, karena tiap orang pasti beda2 nentuin budget buat oleh2
15
Januari 2020- Day 5(Nusa penida: Angel billabong, Broken beach,Kelingking
beach, Diamond Beach)
Mba Sari(kanan) dan Syifa yang nganterin ke Pantai Sanur |
Di Pantai Sanur tidak ada pelabuhan untuk bersandar, jadi naik kapalnya harus lewat air gini :) |
Pelabuhan Buyuk di Nusa Penida. Tenang, pelabuhannya ada dermaga jadi tinggal loncat dermaga, gaperlu lewat air kayak di Pantai Sanur tadi |
Tiba di Nusa Penida, kita sudah
ditunggu orang rental yang sebelumnya sudah kuhubungi melalui kenalanku, Bli
Komang, buat sewa sepeda motor. Ohya, tiket kapal aku juga booking nya lewat
Bli Komang, lebih murah daripada beli on the spot di loket tiket. Kalau mau kontak
Bli Komang bisa Dm atau Email aku ya! Btw di Nusa Penida Kita sewa 2 sepeda
motor untuk satu hari.
Destinasi kami letaknya agak
berjauhan, bersebrangan lebih tepatnya. Jadi kami memutuskan untuk mendatangi
destinasi paling jauh lebih dulu, yaitu Broken beach sama Angel Billabong yang
berdekatan. Dari pelabuhan menuju kesana butuh waktu sekitar 1 jam an dengan
jalan yang berbelok, menanjak dan lumayan curam dibeberapa titik. Sempat
tertahan beberapa saat Karena macet oleh sebab ada acara adat yang sedang
berlangsung di Pura dekat Pelabuhan.
Jalanan masih beraspal dengan
baik sebelum mencapai destinasi pertama, namun hati2 saat udah masuk
kawasan wisatanya, jalannya masih
berbatu, belum diaspal.
Angel Billabong dan Broken
beach
Adalah sebuah pool spot yang
terlindung diantara batuan atau tebing pantai. Di spot itu ada air tertampung
seperti kolam buatan, tapi yang ini terbentuk secara alami, dengan air
yang(tidak terlalu) jernih. Di foto yang pernah kulihat sebelum kesini sih
airnya jernih, tapi saat tiba dilokasi, mungkin karena banyak pengunjung yang turun untuk berenang, airnnya jadi gak
sejernih difoto yang pernah kulihat. Masuk ke kawasan wisata ini hanya
dikenakan karcis parkir Rp 5000. Satu kawasan dengan angel billabong, broken
beach hanya terletak beberapa meter dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Jangan lupa bawa air yang
banyak karena siang hari disana sungguh amat sangat panas! Kacamata dan topi juga sangat membantu menghalau terik.
foto referensi dari google |
Reality XD |
Broken Beach |
Kelingking Beach
Main spot! Yang paling superb
diantara destinasi di Nusa Penida(menurutku). Batuan pantai yang terbentuk menyerupai Tyrex si Dinasourus! Usai dari Broken beach kita otw
Kelingking Beach. Dari Broken
beach ke Kelingking Beach butuh waktu sekitar 40 menit. Masuk kesini juga hanya
dikenakan biaya parkir. Pengunjung bisa turun kebawah, area pantainya, tapi track nya panjang dan curam ke bawah. Karena kami menghemat waktu, jadi sengaja tidak turun ke bawah yang akan membutuhkan waktu lama.
Kalau kalian zoom fotonya, bakalan kelihatan track menuju pantai dibawah sana melalui punggung bebatuan |
Diamond Beach
Drama dimulai ketika kami dalam
perjalanan menuju destinasi terakhir hari ini, Diamond Beach. Jarak dari
Kelingking Beach menuju Diamond kurang lebih 1 jam, dan kita berburu dengan waktu
untuk jadwal kembali kapal ke Sanur jam 5 sore. Setelah menempuh ¾ perjalanan, di
kawasan yang jauh dari pemukiman penduduk, sialnya salah satu ban motor kami
pecah! Bengkel terdekat sedang tutup, dan jarak ke bengkel lain sekitar
beberapa kilometer kearah Kelingking beach. Orang rental tidak bisa menyusul
untuk mengganti sepeda motor dengan yang baru karena jaraknya emang jauh,
mungkin butuh waktu 2 jam an. Tambahan lagi, waktu kita tidak banyak.
Karena harus berpikir cepat
membuat keputusan, akhirnya atas saran orang rental, motor kami titipkan
ditempat terdekat. Titip ke restoran 100 meter dibelakang. Sementara Yanuar dan
Dafid mendorong motor kesana, aku bertugas nungguin motor yang satunya.
Akhirnya kami memutuskan
estafet jalan dengan satu motor. Saling jemput. Dua orang naik, satu ditinggal
sambil berusaha jalan kaki sejauhnya, lalu dijemput kembali, gantian. Begitu
seterusnya hingga sampai ke Diamond Beach yang mungkin masih berjarak beberapa
KM. Tak ada kendaraan lain yang lewat yang bisa kami tebengi karena emang
kawasan sepi, kanan kiri hanya pepohonan atau sawah, rumah pendudukpun jarang.
Diamond beach emang yang paling sepi dan jarang didatangi banyak orang seperti
destinasi sebelumnya karena lokasinya yang paling jauh.
Ah sayangnya lupa mendokumentasikan saat berjalan kaki, udah terlanjur capek dan males buka kamera HP. Ada kalanya motor yang tersisa kami biarkan hanya dinaiki satu orang dijalanan yang menanjak atau curam, takut menyusul juga bannya bocor. Gak mau ambil resiko jalan kaki sampai pelabuhan.
Setelah estafet dan jalan kira-kira hampir sejam, finally sampai di Diamond Beach!
Lagi-lagi kita gak turun ke area pantainya, waktunya udah mepet hehe |
Temi, dengan latar Diamond beach |
cheers..gosong |
Sesampainya di Diamond beach aku berusaha mengobrol dengan beberapa sopir travel
yang sedang mengantar tamu dan menunggu tamu mereka selesai foto2. Ada yang
menawarkan jasa tebengannya dengan biaya Rp 200.000 atau Rp 150.000. Oh astaga
mahal sekali hahaha
Kupikir kalau itu opsi terakhir
gak papalah daripada estafet lagi dan ketinggalan kapal.
Namun, beruntung, selanjutnya
aku mencari sopir lain untuk diajak ngobrol. Namanya pak Nyoman, dan bapak ini
sama sekali gak meminta ongkos saat kubilang apakah boleh menumpang sampai
pelabuhan. Pak Nyoman bawa 2 tamu dan setelah meminta izin dari tamunya, beliau
membolehkan aku numpang mobil mereka tanpa biaya! Orang baik dimana mana J Terima kasih pak Nyoman! Kalian yang mau kontaknya pak Nyoman
bisa DM aku ya. Beliau penduduk asli Nusa Penida. Diperjalanan pulang kami banyak mengobrol, dan Pak Nyoman adalah teman bincang yang asik.
Sayangnya lupa foto sama
beliau karena saat sampai di pelabuhan kami buru2 menuju tempat kumpul untuk
penyebrangan pulang. Sampai di Pelabuhan Buyuk, untungnya belum telat, masih ada waktu setengah jam an sebelum jam
5. Btw tidak ada Musholla di pelabuhan, kalian bisa numpang sholat di warung
atau dimana aja.
Selfie sebelum penyebrangan kembali ke Pantai Sanur. Daffid, Aku, Yanuar. See you Guys! |
Pengeluaran Day 5
Beli roti buat sarapan Rp
17.000
Tiket fast boat pp Rp 150.000
Rental motor di Nusa Penida Rp
50.000
Perpanjang rental motor di
Sanur Rp 45.000
Pop Mie Rp 10.000
Toilet Rp 10.000
Tiket parkir Rp 10.000
Bensin Rp 5000
Total pengeluaran Day 5 Rp 297.000
16 Januari 2020- Day 6 (Kembali ke Probolinggo)
Hari ke 6 di Bali rencananya
kugunakan buat ketemu sama teman dan kenalan yang ada di Bali buat silaturahmi tapi karena ada beberapa hal di rumah yang harus segera kuurus akhirnya aku
memutuskan pulang di hari ke 6, bareng sama Syifa yang hari itu juga akan
pulang ke Cirebon. In sya Allah lain
waktu ingin menyempatkan ke Bali lagi jika ada kesempatan serta usai pandemik ini mereda, dan mari
bertemu! Terima kasih buat orang2 baik dan seru yang kutemui di perjalanan.
Pengeluaran Day 6
Grab ke terminal Ubung Rp
13.000
Kereta ke Probolinggo Rp 36.500
Kapal ke Pelabuhan Ketapang Rp
6500
Beli minum Rp 6000
Total Day 6 Rp 62.000
Total Keseluruhan selama 6 hari : Rp 1.001.076
Kalau ada yang mau ditanyakan atau perlu kontak akomodasi selama di Bali, bisa DM ke instagramku ya @ismiasiseh atau emai: isme.azizah@gmail.com
Kalau ada yang mau ditanyakan atau perlu kontak akomodasi selama di Bali, bisa DM ke instagramku ya @ismiasiseh atau emai: isme.azizah@gmail.com