Penyesalan Pibi
Pibi adalah seekor
lebah kecil yang pintar dan patuh pada kedua orangtuanya , ia di percaya oleh
ketua kampung lebah untuk menjadi lebah pemandu dalam menemukan sumber bunga
agar sekumpulan lebah bisa menuju bunga tersebut untuk menghisap nektar dari
bunga yang ditemukan si kecil Pibi . Kedua orang tua Pibi tentu bangga dengan
tugas penting yang di amanatkan kepala kampung lebah tersebut kepada anaknya
yang masih kecil . Pibi selalu berkeliling mencari taman-taman atau hutan yang
dipenuhi bunga , Pibi selalu membawakan sedikit contoh nektar dari kumpulan
bunga yang ia temukan supaya lebah yang lain bisa menilai kualitas bunga yang
ia temukan .
Dari sekian banyak
taman bunga yang pernah ia kunjungi hanya ada satu taman bunga yang paling ia senangi
karena disana ia menemukan seorang gadis kecil berjilbab yang hampir setiap
hari hanya dilihatnya gadis itu bermain-main disekitar taman bunga dengan
riangnya sesekali duduk menulis sesuatu diatas lembaran buku yang tak pernah
lupa ia bawa ke taman bunga . Pibi yang pintar dan selalu ingin tahu , tertarik
pada tingkah gadis kecil berkerudung tersebut . Sebelum dan sesudah
melaksanakan tugasnya mencari kumpulan bunga Pibi selalu menyempatkan diri
mengamati gadis kecil berkerudung dengan
bola mata bulat .
‘’ Riang sekali gadis
ini …sepertinya sepanjang hari ia habiskan untuk bermain tanpa harus mencari
nektar bunga sepertiku ?’’ begitulah Pibi sering membatin saat menatap si gadis
kecil di taman .
Pada suatu kesempatan
Pibi berbincang dengan Ibunya dirumah .
Kala itu ia baru saja selesai menunaikan tugasnya lalu segera bergegas pulang
untuk menumpahkan segala yang menumpuk dalam hatinya selama ini tentang si
gadis kecil di taman bunga yang selalu ia amati tingkanya .
‘’ Ibu , enak sekali
menjadi manusia …” Pibi bertutur manja pada Ibunya
Dengan sedikit heran
dengan tuturan Pibi , sang Ibu balik bertanya pada Pibi . ‘’ Kenapa berkata
seperti itu anakku Pibi ?’’
‘’tiap hari kerjaan
mereka hanya bermain …bermain...dan terus bermain …, kapan mereka punya waktu
untuk mengumpulkan makanan seperti kita
bu ? Apakah mereka tidak butuh makanan ??’’ Pibi Berkata Polos
Ibu tersenyum bijak ,
mengelus kepala Pibi dengan kasih sayang
‘’ Anakku Pibi kenapa
engkau seperti itu ?’’
‘’ Setiap hari Pibi
memperhatikan seorang gadis ditaman bunga di ujung jalan sebelum kampung kita
bu . Yang dilakukan gadis kecil itu hanyalah bermain dan bermain tanpa
melakukan sesuatu untuk mencari makanan seperti Pibi .’’ Pibi diam sejenak ,
Ibu hanya menunggunya melanjutkan ceritanya
‘’ gadis itu aneh bu ,
setelah bermain dia pasti menulis sesuatu di lembaran kertas dalam buku yang
selalu ia bawa . Piibi iri padanya bu….pibi ingin mmpunyai banyak waktu agar
bias bermain sperti gadis itu …. Tanpa harus mencari bunga , tanpa harus
menghisap nektar ….enak sekali menjadi manusia bu…..Pibi ingin menjadi manusia
bu….’’
Ibu terkejut dengan apa
yang baru saja Pibi katakana bahwa dirinya iri pada kehidupan manusia dan
dengan polos ia mengutarakan keinginannya untuk menjadi manusia . Ibu tak
berkomentar , dalam hatinya wanita itu bersedih dengan keinginan anaknya
tersebut . Ibu meminta Pibi segera tidur agar besok bias kembali beraktifitas
******
‘’Ibu….Jangan pergi
..Pibi takut sendirian…, Raksasa ini bukan Ibu Pibi …huhhuhuhu…..’’ tangis Pilu
terdengar menyedihkan , hari ini semuanya berlangsung terlalu cepat baginya .
Tak sampai beberapa
menit yang lalu Ibu dan Bapak Pibi dengan tega menaruh atau lebih tepatnya
menyerahkan Pibi untuk menjadi anak seorang manusia yang terlihat garang
menurut Pibi yang polos .
Pibi tak berhenti
menangis memanggil kedua orangtuanya yang telah lenyap dari pandangan , menuju
kampung lebah yang tentram . Meskipun manusia itu ternyata baik padanya Pibi
tetap merasa tak suka , ia benar-benar ingin berada dalam plukan Ibu dan
Bapaknya saat ini . Namun ini semua memang salahnya , bukan karena kedua
orangtuanya yang jahat . Pibi sendiri yang tak sampai beberapa jam yang lalu
mengatakan iri pada manusia lalu ingin sekali menjadi manusia , yang kerjaannya
hanya bermain tanpa henti seperti gais kecil yang sing diihanya ditaman , ia
bosan menjadi seekor lebah kecil dengan tugas yang selalu sama setiap harinya ,
mencari bunga .
Pibi menyesali apa yang
telah terlanjur ia ungkapkan pada Ibunya beberapa waktu yang lalu . Kedua orangtuanya
tentu ingin memenuhi permintaan anak satu-satunya itu dengan berbuat demikian ,
mengabulkan keinginan sang anak secepat mungkin.
******
Pibi tak berhenti
menjerit memanggil Ibu dan Bapaknya yang sudah tak bisa ia lihat lagi . mata
lebah kecil itu terasa membengak lalu di eluslah matanya seraya membuka mata
untuk memastikan matanya masih bias berfungsi normal meski bengkak .
Alangkah terkejutnya si
kecil Pibi melihat siapa yang kini berada disamping tempat tidurnya . Senyum
Ibu membangkitkan semangat Pibi yang sudah merasa putus asa setelah
ditinggalkan kedua orangtuanya dirumah seorang manusia yang bahkan baik padanya
.
Pibi tanpa aba-aba
memeluk Ibu , mencengkram kerah ibu kuat-kuat dengan rasa senang tak terkira .
Ia menyadri bahwa apa yang di alaminya barusaja adalah sekedar mimpi buruk yang
terlihat nyata , setelah merasa tenang dan benar-benar percaya bahwa itu adalah
mimpi buruk , Pibi menceritakan perihal mimpinya pada Ibu . Ibu dengan
bijaksana menasihati dan menenangkan Pibi yang polos , Mengatakan bahwa sampai
kapanpun Ibu tak mungkin menyerahkan anak semata wayangnya pada manusia .
Beberapa saat kemudian
Ibu Pibi mengingat sesuatu , Lekas ia meminta Pibi melakukan sesuatu saati itu
juga dengan cepat kemudian dngan cepat kembali kerumah menemui Ibu yang menanti
.
*****
Senyum Pibi merekah ,
senyuman yang paling istimewa selama hidupnya . Ibu ternyata menyuruhnya
melihat apa yang sealalu ditulis sang gadis kecil ditaman , sungguh
menankjubkan , gadis itu menulis bahwa dirinya bosan menjadi manusia , ingin
menjadi lebah kecil yang selalu mengintipnya bermain , agar bias bebas terbang
kemana saja tanpa selalu di awasi oleh kedua orangtuanya , ia ingin menjadi
lebah yang selalu ceria terbang kesana- kemari tanpa ada kerjaan lain .
‘’Sekarang Pibi tahu
Ibu….bahwa Allah menciptakan semua di dunia ini dengan kelebihan dan kekurangan
masing-masing . Pibi kira gadis kecil itu adalah manusia yang paling bahagia
hingga Pibi ingin sekali menjelma sebagai manusia sepertinya . Ternyata Dia
malah ingin sekali menjadi seperti Pibi yang selalu bebas terbang dimana saja
dan kemana saja . Pibi sayang Ibu dan Bapak , Pibi janji tidak akan pernah
ingin menjadi manusia seperti yang Pibi katakana dulu ‘’
Akhirnya Pibi bertambah
semangat dalam menjalani tugas hariannya dengan riang dan suka hati , sesekali
mengintip gadis kecil yang tetap setia bermain ditaman , namun perasaannya kini
berbeda ketika menatap gadis itu saat ini . Pibi tak henti Bersyukur dengan apa
yang telah di ciptakan dan ditakdirkan Allah untuk-Nya .
The
End
Hikmah dari cerita : - Usaha yang giat akan membuahkan hasil
memuaskan
-
Setiap ciptaan Allah pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing
-
Bersyukur adalah wujud rasa terima kasih kita
pada Allah
-
Iri pada mahluk lain adalah termasuk
perbuatan yang tercela
isme.azizah@yahoo.com